Lelah bergunung, peluh kering sudah. Namun, perjalanan belum berakhir. Laju kenderaan dari desa Bawomataluo cenderung tak bergerak. Macet tak terperikan. Jalanan desa yang sempit tetiba penuh sesak dengan ribuan orang, raturan kenderaan bermotor. Saling rapat, saling senggol, saling klakson, namun, tetap berusaha menggapai keleluasaan.
Saya dan tim genpi.co terpaksa memutuskan pulang
↧
Mengejar Sunset Di Pantai Baloho, Nias Selatan
↧
Alron Hotel Kuta Bali, Hadiah Terakhir Dari Sahabat Di Dunia Maya
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia
mati meninggalkan nama
Benarlah apa yang diucapkan oleh pepatah tersebut. Tak tersisa sedikit pun
dari seorang manusia kecuali namanya saja. Jika ia baik, maka selamanya,
kebaikannya akan menjadi pengingat dirinya. Begitu pun kebalikannya.
Berat sekali ketika ingin menuliskan review salah satu hotel yang
↧
↧
Tsunami Aceh Tak Membuatnya Berhenti Menunggangi Ombak
“Yak..kamera...rolling..action!”
Teriak seorang wanita berambut panjang dengan
kulit yang mulai terbakar matahari. Raut mukanya serius. Lengan kanannya masih
berbalut perban bekas operasi tulang patah. Tak sedikitpun menyurutkan
kesungguhannya dalam liputan. Sesekali, ia meringis menahan nyeri dari
lengannya yang sakit. Sesekali, terlihat ia mengecek hasil shoot-nya. Lalu;
“Don..ulang
↧
Giveaway Blogversary 4 Tahun Hikayatbanda
Diorama 4 Tahun bermain Blog,
Awalnya ingin bikin kaleidoskop akhir tahun seperti teman-teman blogger lainnya.
Apa daya, saya hanya blogger alay yang selalu bertempelkan koyo. Tak mungkin menarik. Apalagi perjalanan masih kurang jauh. Maka, jadilah saya berusaha menceritakan perjalanan saat memutuskan kembali sebagai blogger selama lebih empat tahun belakangan ini. Semoga kamu, tidak
↧
Pemenang Giveaway Hikayatbanda.com
Hai . . .
Akhirnya berakhir juga Giveaway Hikayatbanda.com
yang alakadarnya itu. Acara yang berlangsung semenjak tanggal 23 Januari sampai
dengan tanggal 7 Februari 2019 lalu, cukup banyak meninggalkan kesan dan pesan
yang baik.
Saya, Yudi Randa, selaku penulis dan pemilik dari
blog ini, mengucapkan ribuan terima kasih atas partisipasinya. Dan yang
terpenting, terima kasih banyak
↧
↧
7 Tujuan Destinasi Wisata di Aceh Versi Hikayatbanda
Unreachable, salah satu yang istilah yang tersemat untuk provinsi terbarat Indonesia ini.
Namun, daerah yang pernah dirundung konflik sampai puluhan tahun ini, tetap
memiliki pesona dan daya tarik wisata yang cukup layak untuk dikunjungi. Sebut
saja, misalnya, Pulau Weh atau yang lebih di kenal dengan Sabang. Panorama bawah laut pulau ini, disebut-sebut
masuk dalam jajaran lima besar
↧
Mie Pangsit Warkop Jaya, Peunayong. Sensasi Pangsit yang tiada duanya!
Saya akhirnya tahu, jika pangsit dan mie pangsit itu dua hal yang berbeda!
Sudah lama saya penasaran. Dengan warung mie yang terletak di kawasan pecinan Banda Aceh. tepatnya di jalan Jenderal Ahmad Yani, Peunayong, hampir setiap sore saya melewati kawasan ini. Entah untuk sekedar belanja harian, antar anak mengaji, atau ngopi sore. Kawasan ini, selalu riuh ramai. Hampir dua puluh
↧
Wajah Baru Bur Telege, Takengon-Aceh Tengah
Saya masih ingat, hari itu. Hari menjelang magrib. Matahari mulai turun ke
peraduan. Angin yang bertiup dari lembah bukit yang memayungi Danau Lut Tawar
mulai turun. Dingin. Jaket mulai saya tarik rapat. Namun rasa gerah dan
keringat tetap mengucur.
Saya, Om Ndut, Salman, Bang Ucok, dan beberapa teman lainnya berjalan kaki.
Menaiki puncak bukit. Untuk melihat kota Takengon kala hari
↧
Mimpi Berlibur Ke Bali (Lagi), Menuntaskan Bulan Madu Yang Tertunda
foto by : Traveloka
Pernikahan ini, sudah sewindu. Anak sudah tiga. Satu
laki, dua perempuan. Tampan dan cantik. Lincah dan pintar. Dan ada kekurangan.
Hanya ada satu drama dalam perjalanan pernikahan saya, Lupa Bulan Madu!
Saya, sebenarnya sudah pernah ke Bali. Dulu, tahun
2017. Sesaat setelah mendapatkan hadiah staycation
hotel di sana. Saat itu, saya memutuskan untuk benar-benar bisa
↧
↧
Nuansa Baru Kota Banda Aceh, Ketika Ia Belajar Berbenah
Agra Van Andalas! Begitulah sebutan yang pernah
melekat dalam tubuh kota kecil ini. Agra-nya pulau Sumatra. Begitulah artinya.
Pihak kolonial Belanda yang melekatkannya kepada Banda Aceh. Dulu, ketika
akhirnya mereka mampu menginjakkan kaki di ujung barat Pulau Sumatra. Penyebutan Agra di Pulau Sumatra, disebabkan
adanya bangunan yang menyerupai Taj Mahal. Masjid Raya Baiturrahman.
↧
Menggapai Langit Di Pulau Rangit, Aceh Singkil
Rasanya masih tak percaya, ketika kaki berukuran
empat puluh empat ini, berhasil menapaki kembali pelabuhan pulau Balai. Tempat
yang sama, setelah tiga tahun berlalu. Hanya beda kondisi, hanya beda suasana.
Selebihnya, masih sama. Masih dengan biru yang sama. Masih dengan kemilau laut
yang sama. Camar yang sama. Syahdu yang sama. Ah...
Hari itu, hujan turun. Tak tahu diri. Tak peduli,
↧
Wisata Aceh di Persimpangan Jalan
Pengembangan wisata di Aceh seolah berada pada titik kebingungan antara terus memajukan sektor pariwisata atau mengalihkan ke sektor lainnya.
Tahun 2016 menjadi sebuah titik balik. Angin segar bagi wisata di Aceh. Berawal dari dimenangkannya Penghargaan Wisata Halal Dunia 2016 atau World Halal Tourism Awards 2016 untuk dua kategori. Yaitu, Aceh sebagai World’s Best Halal Cultural
↧
Reddoorz Syariah Di Kawasan Pecinan Banda Aceh
Saya
terperanjat. Tak mampu berkutik. Ketika ditanyakan,
“Maaf pak,
mohon tunjukkan surat nikahnya” pinta babang resepsionis di hotel yang akan
saya, istri dan anak-anak inapi untuk dua malam ke depan.
Untuk apa
saya bawa-bawa surat nikah, sedangkan anak-anak saya, yang sudah berjumlah tiga
orang ini, berlarian mengelilingi ayahnya tanpa henti. Namun, saya mencoba
jelaskan secara seksama
↧
↧
Merajut Kejayaan Aceh dari Aceh Jaya
Di masa
lampau, gajah Aceh menjadi simbol keagungan. Rakyat menghormatinya dalam
beberapa upacara. Dan Nilam Aceh, pernah merajai parfum dunia.
Syahdan, tersebutlah tentang seorang
Sultan di negeri Aceh Darussalam. Nun jauh, di ujung barat pulau Sumatra. Tepat
di pintu selat Melaka. Jalur bisnis laut terbesar di Asia Tenggara. Hampir tak
ada yang tak melewatinya. Sang Sultan juga membangun
↧
Saling Silang Budaya di Mercusuar Cikoneng
foto by Evan Ipunk Saputra
Saya masih tidak percaya, apa yang saya lihat dengan mata kepala ini. Semuanya, bercampur baur. Menarikan sesuatu yang khas dari provinsinya masing-masing. Lantunan musiknya, berkolaborasi. Antara bedug, gitar, bahkan lengkingan khas suara anak-anak dari pesisir timur Indonesia. Mereka menari. Mereka membaca syair, hikayat, bahkan sampai puisi. Semua, dengan bahasa
↧
The Crew Hotel Kualanamu, Hotelnya Para Pramugari
↧
Menjelajah Masjid Cheng Ho, Jawa Timur
↧
↧
Etnis Thionghua Banda Aceh, Pelaku Sejarah Kemerdekaan Yang Terlupakan
p.p1 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; text-align: justify; font: 12.0px 'Helvetica Neue'}
p.p2 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; text-align: justify; font: 12.0px 'Helvetica Neue'; min-height: 14.0px}
“Jangan bilang kami ini orang Cina bang! Saya ini orang Aceh. Ini buktinya, kakek dan nenek saya dulu ikut nyumbang ke Negara Indonesia dan Aceh juga” ungkap pria yang bermata cipit
↧
Pantai Lampuuk Aceh Besar, Pantai Konservasi Penyu di Masa Depan
“Adek-adek, kalau abang-abang yang mengambil dokumentasi ini masih di dalam garis batas, kita tidak akan melepaskan tukiknya dulu!”
Adon, pria yang bernama asli Ikhsan Jamaluddin itu, berbicara begitu keras. Begitu tegas. Padahal, matahari mulai turun ke peraduan. Waktu pelepasan tukik yang berjumlah 80 ekor ini mulai mencapai ujungnya. Bila tak dilepaskan segera, maka akan menimbulkan
↧
Menyusuri Jalan Lintas Jantho-Lamno, Ekologi Atau Ekonomi?
p.p1 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; text-align: justify; font: 12.0px 'Helvetica Neue'}
p.p2 {margin: 0.0px 0.0px 0.0px 0.0px; text-align: justify; font: 12.0px 'Helvetica Neue'; min-height: 14.0px}
“Aku sudah bawa lakban nih Yud. Kalau yudi terlalu cerewet, kami lakban. Nanti kami ikat di tiang jembatan Jantho!” sergah bang Junha ketika baru saja saya masuk ke mobil.
↧