Diorama 4 Tahun bermain Blog,
Awalnya ingin bikin kaleidoskop akhir tahun seperti teman-teman blogger lainnya.
Apa daya, saya hanya blogger alay yang selalu bertempelkan koyo. Tak mungkin menarik. Apalagi perjalanan masih kurang jauh. Maka, jadilah saya berusaha menceritakan perjalanan saat memutuskan kembali sebagai blogger selama lebih empat tahun belakangan ini. Semoga kamu, tidak bosan membacanya ya!
“Barang baru stock lama” begitu istilah yang pernah disematkan kepada saya, kala blog hikayatbanda.com ini mulai hidup. Blog, bukanlah barang asing bagi saya. Yang asing itu, istilah SEO dan kawan-kawannya. Maklum, dahulu ngeblognya di multiply. Yang kini, telah hilang ditelan bumi. Berserta seluruh isi cerita, foto, juga kenangan di dalamnya. Jika tak salah saya hitung, lima tahun lamanya saya blogging di multiply itu. Mulai dari tahun 2005 sampai akhir 2010.
Rentang waktu lima tahun kemudian, saya memilih menjalani hidup layaknya pemuda di desa. Melamar kerja, nikah, dan beranak. Jauh dari drama, jauh dari ke alay-an. Namun, dasar saya tak pernah bisa diam.
Tanggal 23 Januari 2015, sebuah postingan pertama dan nama blog muncul. Waktu itu masih free domain. Belum paham beli domain. Dan belum tahu, apa sebenarnya yang menarik untuk di tulis. Jadilah saya hanya menceritakan hal-hal yang “aneh”. Tak mengapa. Justru dari sanalah, saya akhirnya paham, jika saya begitu menyukai menulis di dunia maya. Mengaktifkan semua sosial media yang lama terbengkalai.
Mencari-cari teman blog MP, belajar dari setiap tulisannya. Buka-buka blog teman-teman di Aceh, belajar lagi. Begitu terus, sampai detik ini.
Ngeblog, memang mempunyai keasyikan tersendiri. Terserah, apapun itu tujuannya. Saat itu, tujuan saya hanya ingin membunuh kesuntukan di kota kecil di ujung sumatra. Syukur-syukur, tulisan tak seberapa mana ini, akan menjadi cerita klasik untuk masa depan.
Satu persatu mengenal kawan blogger keren se-Indonesia. Menjalin tali silahturahmi, tak malu bertanya mengenai blog. Hingga tak terasa, waktu telah berjalan sampai 4 tahun. Berat, namun menantang. Sulit, namun dirindukan.
Berawal dari pinjam Laptop dan Kamera,
Tak butuh waktu lama, sampai akhirnya saya memutuskan untuk berhenti kerja normal kantoran. Sepertinya kerja di mana saja, kapan saja, hanya dengan bermodalkan laptop, jaringan internet, dan kamera poket itu, asyik. Bismillah..
Saya masih ingat, kala itu, saya tak punya laptop. Masih meminjam laptop kerja ibu. Pun, tak ada kamera mirrorless yang kekinian. Hanya kamera poket canon dengan batterai alkaline, yang juga modal pinjam. Untuk handphone sendiri, juga bernasib tak jauh beda. Hanya tab murah. Asal sudah bisa terkoneksi dengan sosmed dan akun messenger, sudah cukup.
Pelan-pelan, Tuhan berbaik hati. Perjalanan memutuskan untuk belajar ngeblog-kembali- membuahkan sedikit rezeki. Walaupun belum bisa beli tiket garuda, dan terkadang sempak masih ngutang uang belanja istri. Paling tidak, keadaan benar-benar membuat tersenyum. Kehidupan keluarga ceria. Anak-anak memiliki jadwal jalan-jalan dengan ayahnya.
Satu persatu tawaran datang. Walaupun belum punya handphone mahal, paling tidak saya sudah mampu beli handphone android sendiri. Kamera mirrorless, tak penting harganya murah atau tidak. Yang penting, punya sendiri, kan? Pun begitu dengan laptop. Alhamdulillah.
Undangan trip, jalan-jalan sendiri, semuanya saya dedikasikan untuk menambah relasi dan menjadi silaturahmi dengan mereka yang sudah mumpuni dalam dunia per-blogger-an Indonesia. Tak jarang, saya belajar dengan yang lebih muda. Tak mengapa, ilmu.
Mimpi Yang menjadi Nyata
Tak ada usaha yang mengkhianati hasil, begitulah kata pepatah. Beberapa mimpi, menjadi kenyataan. Jika dahulu tak berani memimpikan ke bali, karena saya paham betul, dari aceh ke bali itu mahalnya luar biasa. Namun, Tuhan Maha Baik, melalui jari bang Bobby (virustravelling.com) dan alm. Bang Cumi (cumilebay.com), Bali berhasil didarati tepat setahun lalu bersama keluarga kecil saya.
Tak lama, undangan ke beberapa kota dan daerah di aceh dan luar aceh berdatangan. Belum se-intense teman lainnya yang di ibukota. Tak mengapa, toh ini saja sudah membuat saya bahagia. Danau sentarum, pulau Nias, Rawa singkil, Ketambe di Aceh Tenggara, sampai ke kawasan taman nasional gunung Leuser berhasil saya sambangi. Pulau Weh? Hampir setiap tahun. Alhamdulillah.
Benar-benar tak pernah menyangka (alhamdulillah) jika perjalanan hidup akan begitu naik turunnya. Niat saya menulis blog hanya ingin berbagi cerita tentang kampung halaman, aceh, menjadi sarana dari Tuhan untuk lebih lagi. Semoga tak terkesan takabur..
Kini, saatnya mengejar mimpi naik garuda, dan mengejar makkah di tahun 2020. Ntahlah, yang penting berusaha saja dulu. Toh, benar apa yang dikatakan oleh seorang ustad;
“Yang menaikkan dan menurunkan engkau adalah saudaramu” dan, ini benar adanya.
Terima kasih tak hingga saya, untuk semua sahabat blogger dan teruntuk pembaca/ pengunjung blog ini selama 4 tahun ini, rasa cinta saya untukmu, kawan!
pantai pasie saka di Aceh Jaya |
Tanpa kalian, tak mungkin blog ini mampu bertahan. Tanpa kalian, tak mungkin bapak alay ini mampu menjajal satu persatu tanah di Aceh ini. ingin rasanya saya memberikan giveaway sederhana
Happy Birthday to My blog!
Syaratnya gampang saja kok;
- Berikan Saran dan Kritik membangun lewat kolom komentar.
- Sertakan data diri (cukup nama saja) dan salah satu akun social media kalian yang aktif.
- Subscribe email aktif kamu untuk update pengumuman.
- Follow (wajib) media sosial blog ini
- Facebook Fanpage: https://www.facebook.com/hikayatbanda
- Instagram: @yudiranda
Hadiahnya:
1 Pcs Celana Ija kroeng warna putih
1 pcs syal motif gayo
2 pcs kopi Gayo Arabica (produk saya sendiri)
click untuk perjelas gambar |