Wisata Banda Aceh, bukan hanya tsunami track. Bukan hanya masjid raya Baiturrahman yang menjadi icon provinsi Aceh. Banda Aceh, walaupun kecil, ternyata masih bisa menyuguhkan hal-hal menarik lainnya.
Hal yang sederhana, misalnya, kehidupan pasar pagi di seputaran pasar Aceh. Pasar Aceh ini, konon katanya telah ada sejak jaman kesultanan Aceh dahulu. Kehidupannya, nyaris tak berubah. Walaupun rongrongan pertumbuhan pasar-pasar baru di Banda Aceh terus menghantui pasar Aceh, tapi dia tetap menjadi primadona.
Secara tak sengaja, saya akhirnya menyusun 7 destinasi tempat wisata yang tak biasa. Yang menurut saya, ini unik dan bisa membuat kita menikmati sesuatu darinya. Berikut ini adalah tujuan destinasi wisata unik di Banda Aceh :
- Pagi Di Pelabuhan Ikan Lampulo
Bila pagi menjelang, dan kalian bingung hendak kemana di Banda Aceh, maka tak ada salahnya kalian mencoba bermain ke pelabuhan Ikan Lampulo. Pelabuhan pendaratan ikan samudra ini, baru saja diresmikan tahun lalu.
Menariknya, kegiatan bongkar muat ikan di pagi hari yang dilakukan oleh para nelayan dan agen ikan menimbulkan sebuah irama kehidupan yang unik. Ikan yang tertumpuk-tumpuk, berkeranjang-keranjang. Tersusun rapi berjejer di pinggir bibir dermaga.
Potret kehidupan seperti ini begitu sayang dilewatkan begitu saja. Apalagi, bila kamu punya sedikit uang dan ingin nanti malam makan ikan bakar, kenapa tidak beli saja? Seplastik ikan hanya 10.000 rupiah saja.
- Sensasi Kuburan Tua Segala Lini
Mungkin,bila saya katakan kalau Banda Aceh mempunyai sebuah kerajaan besar dulunya, tak seorangpun akan percaya. Mengapa? Karena di Aceh, anda tidak akan menemui bekas reruntuhan istana ataupun kerajaan. Bangunan jaman kerajaan Aceh dahulu hanya tersisa satu-satu. Semisal gunongan, dan taman putroe phang. Selebihnya?
Nah, beruntungnya, sebagai pusat kerajaan Aceh Darussalam, Banda Aceh menyimpan begitu banyak “misteri”. Salah satunya adalah banyaknya makam-makam kuno yang terserak hampir di seluruh sudut kota. Mulai dari dekat terminal bus, sampai mendekati Bandara. Mulai dari pinggir sungai sampai ke tengah pemukiman penduduk.
Apa yang menarik dari nisan-nisan tersebut? Nisan Aceh, adalah salah satu nisan ynag mempunyai aksara dan cerita disetiap nisannya. Setiap nisan juga berbeda tahun dan Negara asal sang batu. Hmm.. penasaran?
- Ngopi Di Kubra
kedai kopi beurawe foto by : google |
Coba Tanya sama orang Banda Aceh, kalau sehabis shubuh mereka minum kopi di mana? Sebagian besar akan menjawab Kubra! Kubra, adalah singkatan dari kupi Beurawe. Seperti kopi solong, nama Kubra juga tak kalah tenar. Menariknya, kubra buka selepas shubuh dan tutup menjelang magrib. Berbeda dengan kopi solong yang buka pada pagi hari dan baru tutup pada malam hari.
Mau lihat bagaimana masyarakat kota Banda Aceh ramah tamah selepas shubuh dan membicarakan segala hal? Silahkan mampir di kubra selepas shalat shubuh.
- Jalan-jalan ke Taman Walikota Nusantara
Pengen ngadem di Banda Aceh yang terkenal panas? Mungkin Taman Kota BNI Banda Aceh solusinya. Saya lebih suka menyebutnya taman walikota nusantara. Taman ini terletak tak jauh dari universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Tepatnya di desa tibang.
Kenapa saya menyebut taman walikota nusantara? Karena ketika kamu bermain didalamnya, kamu akan menemukan Sebuah taman yang berisi pohon-pohon khas dari seluruh nusantara. Mulai dari walikota kota Sabang, sampai walikota kota Jayapura, Papua. Total secara keseluruhan 99 Walikota dari kota di Indonesia menanam bibit pohon khas kotanya masing-masing.
Cukup variatif dan cukup bermanfaat bagi generasi muda, yang ingin mengetahui pohon-pohon asli Indonesia. Bahkan, kabarnya, Walikota dari salah satu kota di Belanda, juga ikut menanam bibit pohon di taman Walikota Nusantara ini
- Main Ke Kelenteng
Banda Aceh bukannya semua muslim ya? Kok bisa ada kelenteng? Percaya tidak percaya, di Banda Aceh juga ada “pecinan” yang bernama peunayong. Pemukiman ini sebenarnya juga termasuk salah satu pemukiman kuno di Banda Aceh. Etnis thionghua telah hidup di Banda Aceh selama lebih ribuan tahun.
Ada terdapat 4 vihara di Banda Aceh di seputaran Peunayong: Vihara Sakyamuni, Vihara Dewi Samudera, Vihara Maitri dan Vihara Dharma Bhakti. Keempat vihara tersebut memiliki aliran yang berbeda-beda tetapi tetap berada di bawah naungan Budhayana. Dan, kamu boleh memilih sesuka hatimu untuk mencoba berwisata religi versi lain dari Banda Aceh.
- Keliling Pasar Sayur Peunayong
Nah, ini dia salah satu pasar tradisional yang sudah berumur ratusan tahun. Pasar yang telah ada sejak jaman kerajaan kesultanan Aceh berdiri ini, masih menempati posisi awalnya. Pun, sebagian besar penghuninya masih sama. Etnis thionghua.
Pasar yang tak pernah mati ini, terlebih lagi semenjak konflik mereda, pasar ini memang terlihat tak ada matinya. 24 jam nonstop. Mau cari jengkol? Ada. Mau cari rambutan? Ada. Mau cari penganan masa kecil? Ada. Bahkan saya dengan senang hati melepas kedua bocah saya di dalam pasar. Aman? Aman dong.. ini Banda Aceh kawan.
- Shalat Di Masjid Tua Ulee Kareng
foto by google |
Mesjid ini didirikan oleh Sayyid Al Mahalli, seorang ulama dari Arab. Beliau datang bersama anaknya dan Tgk Di Anjong untuk mensyiarkan ajaran Islam. Menariknya, kalian tidak harus pergi ke Indrapuri untuk melihat masjid yang masih dipertahankan bentuknya dari jaman kerajaan Aceh dulu. Cukup melipir sehabis minum kopi di simpang tujuh Banda Aceh, eh udah ketemu.
Shalat, dan duduknya sejenak. Nikmati setiap sisi unik dari masjid tua ini. Ukirannya, tonggak kayu, ornamennya. Dan setiap sudut ruangannya.
&&&
Lalu, apa masih berani bilang kalau ke Banda Aceh hanya ingin ke museum tsunami dan kapal apung saja? Rugi tahu!