Berkali-kali saya mengucapkan syukur saat pesawat Boeing ini mendarat di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Mungkin bagi teman-teman yang cukup dana, main ke Bali adalah hal yang membosankan. Tapi tidak bagi saya dan keluarga. Kami, dari Aceh, tinggal pun hanya di kampong. Ke Bali, seolah menjadi sebuah hal yang di luar prediksi.
Bila kebanyakan orang selalu mengatakan akan bulan madu ke Bali, tidak bagi saya dan istri. Saya hanya berani mengajaknya berbulan madu ke pulau Weh, Sabang. Itupun karena pulau ini cukup dekat dengan kota Banda Aceh, hanya 45 menit penyeberangan laut bila naik speed boat. Tapi Bali? Ah, membayangkannya saja saya sudah cukup bahagia apalagi berhasil membawa anak dan istri ke pulau para dewata ini.
Begitulah, berawal dari iseng ikut lomba giveaway yang diadakan oleh blog virustravelling.com milik bang Bobby Ertanto. Sungguh, saya benaran iseng kala mengikuti lomba “advice” untuk blog tersebut. Berharap jadi pemenangpun tidak berani. Mengingat yang ikut lomba tersebut begitu ramai. Tapi, mungkin, inilah yang dikatakan, Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpimu. Saya menjadi juara kedua dan berhak mendapatkan 1 voucher 2 malam diBerry Glee Hotel.
Ziyad, dan bundanya menjadi kegirangan. Saya? hanya duduk termangu memandang buku rekening. Ternyata isinya kosong. Duit dari mana? sedangkan ke Bali, sepertinya memang membutuhkan effort khusus. Terutama soal harga tiket Banda Aceh-Bali pulang pergi yang harganya cukup membeli kamera mirrorless.
ini pesawat Raja Arab Saudi, Yups, kami sekampung, di Bali hehe |
Tapi, ketika pesawat yang terbang dari Malaysia ini mendarat di Bali. Hanya tersenyum. Merasakan sebuah kebahagiaan tersendiri. Bukan hanya berhasil ke Bali, akan tetapi saya juga sudah dijemput oleh travel Qemana.com. Setiap kali ada yang bertanya mau ngapain ke Bali, mau main kemana saja di Bali, saya hanya menjawab, entahlah. Biarlah Qemana.com membawa saya dan keluarga kemanapun dia mau. (Inilah tempat-tempat wisata di Bali yang wajib kamu kunjungi)
Dua malam mendapatkan kamar di hotel bintang 4, nyaman untuk anak-anak karena ada kolam renang dan kids playgroundnya ( hotel ini akan saya review di lain kesempatan) ditambah keliling Bali bagian selatan bersama travel yang pemiliknya masih bang Bobby juga. Sepertinya menjadi sebuah kebahagian tersendiri. Mulai dari Tanah Lot, Monkey Forest Ubud, sampai ke Jungle Fish.
Pantai Kuta, Bali |
Pun, saya tak lupa meminta kepada pak sopir yang ganteng ini untuk mengajak saya keliling legian, pantai kuta, dan pura. Ada banyak cerita yang saya dapatkan. Terutama mengenai bagaimana adat dan budaya orang Bali yang selama ini hanya saya dengar dan baca dari media social. Ternyata, Bali itu…
Baca Juga : Loft Legian Hotel, Hunian Nyaman dan Murah di Legian Yang Sibuk
Luar biasa? No! Bali itu menurut saya, adalah sebuah tempat di negeri Indonesia ini yang rasanya seperti Luar negeri. Jalan Legian, seperti mirip dengan jalan yang ada di Phuket, Thailand. Pantai Kuta juga terlihat seperti beberapa pantai di luar negeri, dimana hampir sejauh mata memandang yang terlihat adalah wisatawan asing yang sedang ehem ehem.. (Aceh nggak ada gituan soalnya)..
Yang Baper, mohon geser sebentar |
Sepanjang jalan dari hotel ke kawasan pantai Kuta, kiri kanan jalan hampir setiap menit yang saya jumpai adalah mereka yang berkulit putih kemerah-merahan dan tentu saja tak pakai baju. Melainkan hanya ya itulah pokoknya.
Belum cukup sampai di situ. Saya dan istri sempat kaget ketika hendak membayar makanan yang harganya bikin dada ini kembang kempis. Sampai pada akhirnya, drama patah kartu atm pun terjadi. Hanya memaklumi, karena kemalasan saya mencari informasi mengenai Bali secara menyeluruh membuat saya terkaget-kaget. Kalau ternyata hampir semua destinasi wisata di Bali itu harga masuknya muahal..Harga makanannya hampir rata-rata menyesuaikan dengan daya beli para wisatawan luar negeri.
inilah rombongan oma opa dari luar negeri |
Demi apa coba? saya jadi photografer langsung cetak |
Kalau dikampung saya, air putih biasa itu tinggal minta dan gratis, mau minum sampai beserpun tetap gratis. Maka beda halnya di Bali. Di sebuah restoran di sebuah mall, masih kawasan Kuta, Badung, Bali, saya hampir pingsan ketika melihat menu Air Putih satu gelasnya berharga 5000 rupiah! Mungkin bagi mereka yang sudah terbiasa dengan keadaan di Bali itu tak masalah. Tapi bagi saya yang dari kampong ini? Air putih dengan harga segitu membuat hati ini pilu.
Tapi, terlepas dari itu semua, saya angkat salut kepada sebuah provinsi yang-menurut saya-memiliki rasa Luar negeri tapi masih menjalankan adat istiadat mereka dengan cukup baik. Bahkan, di satu titik, saya menyimpulkan yang membuat Bali hebat dalam bidang pariwisatanya adalah kemampuan mereka mengelola budaya local menjadi sebuah hal yang begitu mahal serta mampu menarik para wisatawan luar negeri menjadikan Bali sebagai destinasi wisata.
Jadi, Bali itu masih Indonesia kan? He he he…