Yuks main pokemon? foto by : makmur dimila |
Sesaat saya sempat meragu untuk melanjutkan perjalanan famtrip SUSURI CAHAYA ACEH DARI PANTAI BARAT. Sakit yang di derita oleh kedua anak saya tak kunjung pulih. Alih-alih berkurang, demamnya semakin tinggi. Beberapa kali saya menawarkan agar piknik kali ini hanya berakhir di Aceh selatan saja. Cukup sampai di sini.
Ada rasa tak nyaman ketika harus membawa mereka untuk meneruskan perjalanan yang terbilang cukup jauh. Banda Aceh-Aceh singkil, berjarak kurang lebih 17 jam perjalanan darat. Sebuah perjalanan terjauh yang akan ditempuh oleh Ziyad, dan bilqis. Ditambah 4 jam penyeberangan laut dari pelabuhan laut singkil ke Pulau Balai.
Sedari awal, saya sudah berjanji kepada Team, bila akhirnya anak-anak menjadi kendala dalam perjalanan, maka saya akan mundur dan pulang kembali ke Banda Aceh. Berat memang, tapi inilah yang disebut konsekuensi bukan?
“Ayah, adek mau ke pulau banyak..” lirih Bilqis ketika saya ajak ia untuk menetap di Aceh selatan saja. Toh, kota Tapaktuan ini juga menyimpan begitu banyak pesona alam yang tak kalah indahnya. Ziyad, juga melirihkan hal yang sama. Saya dan istri hanya bisa mengelus dada. Dan menguatkan diri, kita tetap jalan!
Jumat, 29 juli 2016, menjadi sejarah baru dalam perjalanan keluarga saya. Di Km Mutiara Bahari, kami duduk berempat. Memandangi bentangan laut yang tak bertepi. Siang yang cerah. Angin yang bertiup perlahan. Sayup-sayup memasuki selah-selah lambung kapal kayu yang baru saja dilarungkan di laut Sembilan bulan yang lalu.
suasana dibelakang penginapan |
jembatan kebanggaan masyarakat pulau Banyak |
Tepat pukul 8 pagi, bang Sunarwin, bersama dengan boat robinnya mendarat tepat di belakang penginapan yang kami huni untuk beberapa hari ke depan. Posisi kamarnya yang menghadap ke lautlah, yang membuat kami memutuskan untuk tidur di Homestay Muarmata.
Boat robin bermesin ganda ini, akan menjadi puncak dari liburan kali ini. Menikmati island Hoping! Bukan di Maldives, tapi di Aceh! Bukan di karibia tapi di Indonesia! Degup jantung berdentang kuat. Langkah kaki saya percepat. Anak-anak saya gendong. Satu persatu saya turunkan kedalam boat bang sunarwin. Penjelajahan di mulai!
Tailana, Abang Datang!
Dari penginapan kami menuju ke arah utara, menyusuri teluk nibung, lalu memasuki bawah Jembatan Syeich Abdur Rauf As-Singkili yang menghubungkan Pulau Balai ke Teluk Nibung. Jembatan sepanjang 160 meter dengan lebar 3 meter yang baru saja diresmikan oleh Gubernur Aceh beberapa hari sebelumnya. Bak berlayar diatas sungai, laut begitu teduh. Tak ada ombak yang beriak menghantam lambung boat.
Hampir dua jam kami menyusuri lautan yang tenang. sesekali ditemani oleh ikan yang meloncat diatas permukaan laut. Sesekali, terlihat camar laut menukik tajam. Sesekali, ziyad menceburkan tangannya ke dalam laut. Ziyaaad…! Ibunya berteriak kaget.
“Itu Tailana” ungkap bang sunarwin sembari terus memainkan kemudi boat kayunya. Sesekali, ia menancap gas sehingga membuat mesin meraung-raung ditengah lautan. Sesekali, ia memelankan laju boat. Takut-takut boat kecil yang berisikan 9 orang ini akan menghantam terumbu karang yang tersebar di hampir seluruh pulau yang kami lewati.
Air laut yang hijau toska, rimbun nyiur yang membentang hampir seantero pulau. kilauan air laut yang disinari mentari. di beberapa sudut pulau, pasir-pasir laut sedikit kasar memberikan sensasi yang berbeda. pasir-pasir ini menimbulkan efek kilatan cahaya bak berlian yang memantulkan sinar sang surya. Saya terhipnotis seketika. Pantas saja banyak yang menyebutnya bak surga di ujung Sumatra. Begitu indah.
byuur…
“ziyaaad…” lagi-lagi ziyad berhasil memecahkan suasana yang syahdu dengan tingkah reaktifnya.
ziyad yang langsung nyebur. foto by : Safariku.com |
Bocah laki-laki yang baru berumur 4 tahun ini, dengan beraninya meloncat dari boat ke dalam laut. Untung saja, boat sudah berada di tepi pantai. Sehingga air laut tak terlalu dalam lagi. Kami semua terkesiap dibuat oleh tingkahnya. Silap sedikit saja, hap! Ziyad berhasil membuat sesuatu yang mengejutkan. Waspada dan siaga harus ekstra kali ini.
Pak sunarwin hanya tersenyum melihat tingkah polah ziyad dan bilqis yang sibuk berenang di tepian pantai. Airnya sejuk, walaupun cuaca cukup terik. Air laut yang menyambut dengan manja membuat dua bocah ini begitu bahagia. Tiba-tiba Bilqis histeris!
“Ayaaah…” tak menunggu lama, yang tadinya saya dan istri hanya leyeh-leyeh santai di bawah pohon kelapa yang tumbuh rindang di tengah pulau, langsung berlari menyongsong di gadis kriwil yang mukanya terlihat begitu shock.
“ikan…ayah.. ikan” hayyah… begitulah, saking bersih dan jernihnya laut, ikan-ikan berenang secara bergerombolan terlihat jelas walaupun di pinggir pantai. Dan, bilqis menikmatinya.
bunda Ziyad sedang cari keong, Foto by : makmur dimila |
Beberapa turis terlihat bersantai di sisi lain pulau. Sedangkan team famtrip kami? Mereka sibuk mengejar pokemon-Go yang entah berjenis apa. Pulau nan sunyi dan indah ini, seketika menjadi pulau pribadi bagi dua orang bocah yang seolah lupa diri. Lupa kalau kemarin, mereka masih demam.
foto by Makmur Dimila |
Video Pulau Banyak dari om Barry Kusuma
Video Pulau Banyak dari Om Bolang
Cerita lain tentang perjalanan "Susuri cahaya aceh dari pantai barat" yang di sponsori oleh Dinas Pariwisata Provinsi Aceh adalah sebagai berikut :